@article {Sri:2016:0854-7823:, title = "Leukemia Limfoblastik Akut pada Anak Usia di Bawah Satu Tahun", journal = "Sari Pediatri", parent_itemid = "infobike://doaj/08547823", publishercode ="doaj", year = "2016", volume = "11", number = "3", publication date ="2016-01-01T00:00:00", pages = "219", itemtype = "ARTICLE", issn = "0854-7823", url = "https://www.ingentaconnect.com/content/doaj/08547823/2016/00000011/00000003/art00012", doi = "doi:10.14238/sp11.3.2009.219-22", author = "Sri Mulatsih and Silvia Meiliana", abstract = "Latar belakang. Angka kejadian leukemia limfoblastik akut (LLA) pada anak usia di bawah satu tahun sekitar 2%-5% dari seluruh pasien LLA dengan event-free survival (EFS) untuk 3 sampai 6 tahun hanya 22%-54%. Prognosis LLA pada anak di bawah usia 1 tahun dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya usia pada saat diagnosis, angka leukosit awal yang tinggi, ekspresi CD10, ekspresi myeloid-associated antigen, translokasi 11q23/MLL (mixed-lineage leukemia) rearrangements, dan respon pada terapi awal. Tujuan. Memberikan gambaran klinis dan luaran terapi pasien LLA anak usia di bawah satu tahun. Metode. Laporan empat kasus LLA pada bayi mengenai perjalanan klinis, perawatan, dan hasil akhir pengobatan yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Hasil. Telah dirawat empat kasus LLA anak usia di bawah satu tahun. Satu kasus drop out dari pengobatan dan satu kasus meninggal pada fase awal pengobatan karena syok septik. Pasien tersebut datang dengan jumlah leukosit 2400/L, CD10+ (40%), dan imunofenotiping menunjukkan sel pre-B. Terapi yang diberikan adalah protokol risiko tinggi. Satu kasus yang sudah selesai pengobatan mempunyai jumlah leukosit awal 29.400/ L, CD10+ (68%), dan imunofenotiping menunjukkan sel pre-B. Satu pasien masih dalam pengobatan. Keempat pasien mengalami komplikasi berupa perdarahan dan sepsis. Kesimpulan. Luaran terapi pasien LLA di bawah 1 tahun cukup baik, apabila dilakukan pendekatan terapi serta perawatan suportif yang optimal. Sangat perlu dilakukan pemeriksaan imunofenotiping, sitogenetik ataupun molekular untuk membantu stratifikasi risiko awal sehingga pengobatan dapat lebih tepat.", }